Cinta adalah anugrah sekaligus musibah. Ia akan menjadikan kenikmatan bila muncul karena Allah dan berlangsung di jalan Allah (al-hubb fillaah wa lillaah). Cinta seperti ini tidak mengenal batas ruang dan waktu sekaligus melampaui batasan fisik dan materi.Orang bijak berkata bahwa sinetron cinta adalah buah yang tak mengenal musim dan dapat dipetik oleh siapa saja. Karenanya, cinta semacam ini tak jadi masalah pada siapa saja dan seberapa besar apa bentuknya asalkan didasari karena Allah SWT. Dan tetap berada di jalan-Nya. Perasaan cinta dalam jiwa manusia memang sebuah misteri, sebagaimana halnya fenomena ruh.
Rasulullah SAW. bersabda :
“Rub itu laksana pasukan yang dikerahkan. Seberapa jauh mereka saling mengenal maka sejauh itu pula mereka saling menyatu dan seberapa jauh mereka tidak saling mengenal, sejauh itu pula mereka akan bersalisih.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).
Karena itulah, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Muslim, bahwa menyatunya jiwa sesame mukmin dalam cinta menjadi kuat dan tetap hidup seperti halnya satu tubuh. Begitu kuatnya pengaruh cinta. Kadang mampu menghilangkan kontrol emosi dan logika manusia hingga tak mampu bersikap objektif.
Cinta bias membuat seseorang mabuk
dikutib dari buku "KETIKA CINTA DALAM NAUNGAN ILAHI"
penerbit "garailmu"