Keutaman Shalat

Diposkan oleh Unknown

Shalat lima waktu hukumnya fardhu ‘ain. Artinya, setiap orang wajib menunaikannya. Karena shalad lima waktu hukumnya wajib, maka mempelajari tata cara shalad, cara wudhu, mempelajari atau mengetahui apa itu hadats kecil dan apa itu hadats besar, mengetahui najis dan bagaimana menyucikannya juga menjadi kewajiban yang harus kamu lakukan.

Allah telah menjadikan shalad waktu di suatu malam mi’raj. Ini menunjukan akan tingginya kedudukan shalad dalam firmannya berikut ini yang artinya:

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” ( QS. An-Nisaa’ {4}: 103).

“Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.” (QS.AL-Baqarah {2} 238).

Rasulullah menempatkan shalad sebagai rukun yang kedua di antara rukun-rukun Islam yang lima, sebagaimana sabdanya:

“Islam itu dibangun berdasarkan rukun yang lima, yaitu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq, selain Allah dan Nabi Muhammad itu utusan-Nya, mendirikan shalad, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, dan berpuasa di bulan Ranadhan.” (Muttafaqun ‘alaih)

Nabi Muhammad SAW. telah mengabarkan bahwa Kelak setelah manusia dibangkitkan setelah kematian. Segala perbuatan manusia akan dikoreksi dan pertama kali yang dinilai adalah shaladnya. Bila bagus shaladnya maka berat timbangan amal baiknya. Bila buruk shalatnya, maka ringan timbangan amal baiknya.

Nabi SAW. bersabda:

“Hal pertama yang akan dihisab (diperhitungkan)terhadap seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah shalad. Bila ia baik (layak) maka akan baik seluruh amalnya bila ia rusak, maka rusaklah seluruh amalnya.”

Hasan Bashari berkata, “Wahai Anak Adam, apa lagi yang kau banggakan dari agamamu bila shalad telah kau remehkan?”

Ayat-ayat, hadits-hadits, ada perkara ulama di atas menunjukkan tingginya posisi shalad dalam Islam. Hal ini dikarenakan shalat adalah satu-satunya ibadah yang paling lengkap dan paling indah yang mengumpulkan berbagai macam bentuk ibadah. Shalat jiga mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Berikut adalah beberapa keutamaan shalat lainnya:

· Amal paling Utama

Ketika Rasulullah di Tanya tentang amal yang paling utama maka beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.”

· Menyusikan jiwa

Rasulullah bertanya, “Bagaimana perndapat kamu sekalian, seandainya di depan pintu masuk rumahmu salah seorang di antara ada sebuah sungai, kemudian ia mandi di sungai itu lima kali dalam sehari. Apakah masih ada kotoran yang melekat di badannya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikitpun kotoran di badannya.” Rasulullah bersabda, “Maka, begitu pula perumpamaan shalad lima kali sehari semalam. Dengan shalad itu. Allah akan menghapus semua dosa.”

· Menghapus semua dosa

Rasulullah SAW. bersabda:

Tidak ada seorang muslim pun yang ketika shalad fardhu telah tiba kemudian dia berwudhu’ dengan baik dan memperbagus kekhusyukannya (dalam shalat) serta ruku’, kecuali hal itu merupakan penghapus dosanya yang telah lalu selama dia tidak melakukan dosa besar. Dan, hal itu berlakukan sepanjang tahun itu.” (HR.Muslim)

· Tonggak Islam

Rasulullah bersabda:

Pokok segala perkara itu adalah Islam dan tonggak Islam itu adalah shalad, dan puncak Islam itu adalah jihad di jalan Allah.” (HR>Ahmad dan Titmidzi)

· Ibadah yang komplet

Shalad adalah ibadah yang komple, yang di dalamnya sseseorang dilarang makan, minum, menoleh, dan banyak bergerak. Ini tentu berada dalam ibadah-ibadah lain. Di dalamnya terdapat berbagai jenis benntuk ibadah yang lengkap; ibadah hati, akal, badan, dan lisan. Ibadah lisan tercermin pada ucapan syahadat, takbir, ta’awwudz, basmalah, ayat Al-Qur’an, tasbih, tahmid, istigfar, dan doa-doa.Ibadah anggota badan direfleksikan pada aktivitas berdiri, ruku’, sujud, I’tidal, mengangkat tangan, dan duduk. Ibadah akal direfleksikan aktivitas berfikir, renungan (tadabbur), dan memahami. Ibadah hati terefleksi pada kekhusyukan, rasa takut, rasa ingin mendapat pahala, kenikmatan, dan ketundukan kepada Allah.

· Shalad merupakan wasiat terakhir Rasulullah

Menjelang akhir hayatnya, Rasulullah hanya berwasiat tentang shalat dan masalah budak.

· Terbebas dari kemunafikan

Rasulullah bersabda:

Barang siapa yang mendirikan shalat sebanyak 40 hari secara berjamaah, ia (selalu) mendapatkan takbir pertama, niscahya akan di catat baginya dua kebebasan, kebebasan dari api neraka dan kemunafikan.

dikutib dari buku "AKU ANAK HEBAT"

penerbit "DIVE Press"