Lelaki Anshar dengan Tiga Anak Panah
KIsah ini diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah al-Anshari:
Dalam suatu peperangan, kami keluar bersama Rasulullah SAW. menuju salah satu daerah orang musyrik. Kala itu, kami berhasil menawan istri salah seorang di antara mereka. Tidak lama kemudian, suami perempuan tersebut dating dan ia mendapatkan kabar tentang apa yang terjadi atas istrinya. Suaminya bersumpah bahwa ia tidak akan pulang ke rumah sehingga ia dapat melukai para sahabat Nabi itu.
Ketika Rasulullah sedang dalam sebuah perjalanan, beliau berhenti di suatu perkampungan lalu bertanya, “Siapakah dua orang di antara kalian yang bersedia nanti malam menjaga kami dari serangan musuh?”
Seorang lelaki dari kaum Muhajirin dan seorang lelaki dari kaum Anshar menjawab, kami berdua akan menjaga engkau, wahai Rasulullah.”
Dua orang lelaki tersebut berangkat menuju mulut gang perkampungan tanpa di sertai seorang pengawal pun. Leki-laki Anshar bertanya kepada lelaki Muhajirin, “Kamu dulu yang berjaga lalu aku ataukah aku dulu baru kamu?”
Lelaki Muhajirin menjawab, “Kamu dulu saja, aku belakangan.”
Lalu, lelaki Muhajirin tidur sedang lelaki Anshar mulai berdiri untuk shalat tahajjud dan membaca ayat-ayat al-Qur’an.
Di tengah-tengah membaca ayat al-Qur’an di dalam shalatnya itu, suami perempuan musyrik tersebut dating. Ketika ia melihat ada seorang lelaki yang sedang berdiri, ia menyangka pasti dia pemimpin mereka. Lalu dengan cepat ia mengambil panah dan melepaskannya kea rah lelaki yang sedang shalat hingga mengenainya. Lelaki Anshar itu mencabut anak panah yang menancap di tubuhnya dalam keadaan masih berdiri dan tidak bergeser sedikitpun karena ia tidak ingin memutus bacaannya.
Lalu suami perempuan musyrik itu mengambil satu panah lagi dan dibidikkannya kea rah lelaki Anshar itu, tetapi ia kembali mencabutnya tanpa memutuskan shalatnya dan bacaannya. Suami perempuan musyrik itu melepaskan anak panah lagi ke arah lelaki yang shalat itu untuk ketiga kalinya. Ia kembali mencabut anak panah, meletakkannya, dan melanjutkan ruku’ dan sujud. Seusai shalat, lelaki Anshar membangunkan lelaki Muhajirin yang sedang tidur sambil berkata, “Bangun, sekarang tiba giliranmu. “kemudian lelaki Muhajirin bangun dan duduk.
Ketika suami perempuan musyrik melihat ada dua orang berjaga, yang satu menolong kawannya ia mengetahui bahwa sumpahnya telah terpenuhi.
Ternyata dari tubuh lelaki Anshar itu mengalir darah karena terkena panah suami peremmpuan musyrik tadi.
Lelaki Muhajirin berkata kepada kawannya “Semoga Allah SWT. mengampuni dosamu. Mengapa kamu tidak memberitahuku pada saat panah pertama mengenai tubuhmu?”
Lelaki Anshar menjawab, “ketika itu aku tengah membaca salah satu
dikutib dari buku "AKU ANAK HEBAT"
penerbit "DIVE Press"